Buku Novel RE:
Hallo pembaca yang budiman. Kali ini saya ingin sedikit mengulas tentang Novel karya Kang Maman, begitu ia akrab disapa, yang sebenarnya sudah ada dari tahun 2014. Saya saja yang telat tau dan telat membacanya.
Cerita sedikit..
Sebenarnya sudah sejak lama saya mengagumi gaya bahasa Kang Maman dalam sebuah acara televisi swasta dalam program ILK. Bahasanya selalu singkat, namun selalu juga padat akan makna, baik yang tersurat atau pun tersirat. Pada episode ILK yang membahas tentang ‘Game Pokemon’, Kang Maman seperti biasa memberikan ’No Tulen’-nya pada akhir acara. Entah mengapa saya begitu terenyuh dengan barisan kata-katanya yang dibacakan. Bagaimana media sosial membuat manusai justru menjadi anti sosial dan lain sebagainya.
Sebenarnya sudah sejak lama saya mengagumi gaya bahasa Kang Maman dalam sebuah acara televisi swasta dalam program ILK. Bahasanya selalu singkat, namun selalu juga padat akan makna, baik yang tersurat atau pun tersirat. Pada episode ILK yang membahas tentang ‘Game Pokemon’, Kang Maman seperti biasa memberikan ’No Tulen’-nya pada akhir acara. Entah mengapa saya begitu terenyuh dengan barisan kata-katanya yang dibacakan. Bagaimana media sosial membuat manusai justru menjadi anti sosial dan lain sebagainya.
Dari situ saya tertarik dengan tulisan-tulisan Kang Maman sampai ingin mengetahui karya-karyanya. Melalui embahnya informasi saya cari. Dan menemukan account media sosialnya, kemudian saya perhatikan sejenak dan menemukan testimoni yang Kang Maman Regram dari followernya. Dari testimoni tersebut saya tertarik untuk membacanya, dan akhirnya saya membeli di toko gramedia. Syukur masih ada, karena yang telah diketahui novel ini sudah terbit dari 2014, ternyata cetakan ketiganya terbilang baru, yakni April 2016.
Langsung saja.
‘RE:’ Itulah judul novelnya, sangat singkat, hanya terdiri dari 2 huruf ditambah titik dua.
Entah mengapa penulis (red: Kang Maman) menyukai adanya penambahan titik dua dibelakangnya. Judul yang sangat singkat, novel yang terbilang tipis, namun sarat akan kedalaman kisahnya yang mengiris hati setiap pembaca, saya yakini itu!
Entah mengapa penulis (red: Kang Maman) menyukai adanya penambahan titik dua dibelakangnya. Judul yang sangat singkat, novel yang terbilang tipis, namun sarat akan kedalaman kisahnya yang mengiris hati setiap pembaca, saya yakini itu!
Novel ini mengisahkan seorang pelacur bernama RE yang merupakan tokoh utama dalam kisah ini. Dikisahkan pada novel ini terjadi pada tahun 80an. RE merupakan pelacur namun memiliki kecenderungan heteroseksual, ya dia lesbi namun dia juga bisa melayani pria. Walau demikian pada novel ini terdapat kategori khusus yang dipaparkan. Saya tidak terlalu paham tentang itu.
RE berasal dari keluarga yang Ningrat atau terpandang tapi tidak harmonis. Kakeknya merupakan salah satu seorang pejuang, tetapi RE sendiri lahir dari hasil hubungan gelap ibunya. Sempat akan digugurkan karena neneknya takut kakeknya yang berwatak keras murka, tapi sepulang kakeknya keadaan malah diluar prediksi, kakeknya malah murka niatan neneknya untuk menggugurkan kandungan dari anaknya. Ternyata kakeknya sudah lama menginginkan cucu, bahkan menyarankan Ibu RE untuk menikah lagi, walau pun tidak dilakukan oleh Ibu RE.
Pada usia 9 tahun kakek RE meninggal dunia, nenek RE merasa kehilangan sangat. Hingga akhirnya uring-uringan tidak jelas dan menganggap RE adalah cucu pembawa sial. Tidak lama dari itu Ibu RE pun meninggal dunia, RE mendapat perlakukan yang jauh lebih keras dari neneknya, setelah kakeknya meninggal dan dia disalahkan, sekarang giliran ibundanya meninggal, RE pun tak luput dari sumpah serapah neneknya.
Hal ini yang membuat RE tidak tahan dan menjadikannya ‘rusak di sekolah’. Nilai2nya hancur di sekolah, sampai pada akhirnya ia terjebak ke dalam pergaulan bebas dan hamil. Sempat mencoba menutupi kehamilannya, namun semakin lama semakin membesar perutnya, dan RE pun lari dari rumah. Sampailah ia di Jakarta, sempat beberapa lama menempati hotel kelas melati, namun karena uang yang dimiliki tidak seberapa hasil curian dari Neneknya. Ia pun ‘ditemukan’ oleh wanita paruh baya yang ia anggap Malaikat yang dikirim Tuhan kepadanya.
Malaikat tersebut bernama Lani. Ya, RE sesaat memang menganggapnya malaikat karena ditawari solusi atas keadaan hamilnya dan dipersilahkan menempati rumahnya sementara waktu hingga proses kelahiran sang anak.
Dari situlah babak baru kehancuran seorang yang malang bernama RE. Terjebak dalam dunia lendir, namun spesialis sesama jenis (Lesbi). Ternyata Lani yang ia anggap sebagai malaikat memiliki topeng yang cantik, dibalik itu, selama RE tinggal hingga melahirkan, RE dianggap berhutang kepada Lani, belakangan disebut sebagai Mami Lani. Terhitung belasan juta hutang RE kepada Mami Lani, untuk membayarnya? RE disuruh untuk menjadi pelacur sesama jenis. Sebuah pelacuran yang sudah terjadi pada tahun 80an!
Bagaimana RE menjalani kehidupannya cukup jelas dipaparkan dalam novel ini. Jelas, karena novel ini ternyata hasil rujukan skripsi yang dibuat oleh Kang Maman sendiri yang mengambil S1-nya jurusan kriminolog. Artinya kisah ini adalah kisah NYATA yang benar-benar terjadi pada tahun 80an.
Singkat ceritanya dari Novel ini, RE pada akhirnya meninggal dunia dengan sangat tragis. Ada indikasi bahwa ia dibunuh oleh mucikarinya sendiri, yakni Mami Lani. RE meninggalkan seorang anak perempuan yang belakangan telah memiliki tiga gelar dibelakang namanya. S1 nya ia tempuh di salah satu Universitas Negeri terkemuka di Indonesia, sedangkan S2 dan S3 nya ia tempuh di salah satu Universitas terbaik di Jepang.
Kisah selengkapnya saya rasa anda perlu baca sendiri novelnya. Sangat banyak hikmah yang bisa kita petik dari kisah nyata tersebut. Dan hikmah pribadi yang bisa saya petik adalah jangan menilai seseorang apabila kita tidak mengenalnya secara mendalam, apapun pekerjaannya, apapun yang dia lakukan, baik atau buruk belum tentu benar seperti apa yang kita lihat. Gunakanlah hati untuk menilai seseorang, kalo ga bisa, mungkin lebih baik ga usah ‘sok’ menilai seseorang.
*SW_040816